Tidak ada kepatuhan mutlak seorang manusia pada manusia lain.

 

Dulu saya sering dengar ceramah, isinya tentang istri yang harus patuh pada suami. Sekarang sepertinya ceramah seperti itu masih ada, tapi saya tidak mendengarkannya lagi. Isinya, istri mesti patuh. Kalau keluar rumah mesti minta izin pada suami. Bahkan kalau dia mau menengok orang tuanya yang sedang sakit, tidak boleh pergi tanpa izin suami.

 

Kenapa begitu? Karena begitulah ketentuan agama. Jangan bantah, karena itu kehendak Tuhan. Bantahanmu sumbernya cuma nafsu, atau sekadar akal saja. Perintah Tuhan lebih tinggi dari nafsu dan akalmu.

 

Kenapa untuk pergi menengok orang tua sakit saja tidak boleh kalau suami tidak mengizinkan? Itu suaminya mungkin sakit. Normalnya, kalau orang tua sakit parah, situasi mendadak, tanpa izin pun boleh pergi. Suami yang sehat akalnya akan memaklumi. Kalau ada yang tidak memberi izin, kenapa mesti dipatuhi? Orang sakit akal tidak perlu dipatuhi.

 

Sudah lama saya menghilangkan prinsip kepatuhan pada manusia. Di kantor misalnya, kita tidak patuh pada atasan, tapi pada sistem. Ketika atasan melawan sistem, kita harus mengoreksinya. 

 

Kita tidak perlu patuh pada orang. Kita patuh pada norma yang masuk akal. Hubungan antar manusia harus didasarkan pada prinsip kesetaraan. Apalagi hubungan suami istri. Keduanya punya peran sejajar. Apakah istri perlu minta izin suami? Perlu. Tapi sebaliknya, suami juga perlu minta izin istri. Izin dalam hal ini adalah proses komunikasi, bukan proses otorisasi.

Copyright © 2011 - 2023 | isme1989