Anak Tidak Pernah Minta Dilahirkan


Megapa punya anak? Karena ingin bahagia. Kenyataannya ada banyak orang yang punya anak, tapi justru menderita karenanya. Kita bisa beri jawaban yang lebih masuk akal: karena insting untuk berkembang biak, itu dilembagakan menjadi tekanan sosial (peer pressure). Ada pula yang punya anak sekadar karena tidak tahu cara mencegah kehamilan. 


Apapun alasannya, alasan punya anak selalu soal orang tua. Anak tidak pernah minta dilahirkan. Kita juga tidak pernah minta dilahirkan. 


Makanya bagi saya agak aneh kalau anak dituntut untuk berbakti pada orang tua. Apalagi sampai ke titik, anak harus patuh pada orang tua. Lebih parah lagi, betapa buruk pun orang tua, anak harus mengabdi dan patuh. Orang tua memilihkan agama untuk anak-anak, mereka tidak berhak mengganti, tidak punya pilihan. Konyolnya, mereka harus tetap begitu meski orang tua mereka juga tidak benar-benar beriman.


Jadi, bagaimana sebaiknya?


Pertama, sadari sejak awal bahwa punya anak adalah keinginan kita. Jangan punya anak kalau tidak ingin. Dengan kesadaran itu kita tahu bahwa apapun yang terjadi saat kita punya anak, itu adalah konsekuensi pilihan kita.


Kedua, sadari juga bahwa punya anak itu tidak selalu membahagiakan. Sepanjang proses merawat dan mendidik anak, ada begitu banyak momen tidak bahagia. Momen itu sudah banyak membuat orang depresi. Tentu saja ada pula begitu banyak momen bahagia. 

Artinya, jangan hanya membayangkan yang bahagia saja. Sejak awal sadari bahwa ada momen tidak bahagia. Sadarilah bahwa momen itu jauh lebih menyakitkan saat dihadapi secara nyata.


Ketiga, kalau Anda bahagia dengan anak, ingatlah bahwa mereka lebih berhak untuk bahagia. Betapa tidak adilnya kalau mereka hadir untuk kebahagiaan kita, sementara mereka sendiri tidak bahagia. Berikan usaha terbaik untuk kebahagiaan mereka.


Keempat, untuk tahu apa yang membahagiakan mereka, dengarlah mereka. Bukan Anda sendiri yang memutuskan atau mendefinisikan kebahagiaan mereka. Tanya apa yang mereka butuhkan, bukan tentukan segalanya.

Ada begitu banyak orang tua yang merasa serba tahu soal kebutuhan anaknya. Mereka memaksakan setiap keinginan. “Ini yang terbaik untuk kamu. Kami lebih tahu soal itu.” Bahkan saat anaknya sudah dewasa, mereka tetap mengatur, dan memilihkan.


Kelima, kalau anak-anak bahagia dengan pilihan mereka, yang tidak Anda sukai, cobalah untuk menyukainya. Ingat lagi, mereka tidak minta dilahirkan. Mereka sudah bahagia, jangan ganggu. 


Keenam, jangan tuntut mereka untuk patuh, tapi asuhlah mereka dengan cara-cara yang membahagiakan. Anak-anak yang tumbuh bahagia akan otomatis menghargai orang tua mereka. Anda tidak memerlukan kepatuhan, Anda butuh cinta dari anak-anak. Anak-anak yang berbahagia akan mencintai orang tua mereka.


Ketujuh, jangan berharap balasan dari anak. Balasan atas apa? Mereka tidak minta dilahirkan, ingat itu. Berikanlah cinta. Cinta akan menumbuhkan cinta pula. Anda akan mendapatkan cinta dari anak-anak yang tumbuh dengan cinta Anda.

Copyright © 2011 - 2023 | isme1989