Mengurusi Hal Privasi Orang Lain

Tentu ada alasan mengapa orang begitu gatal mengurusi hal privat orang lain. Dari sisi psikologi, bahwa orang yang sering melanggar batasan privasi orang lain cenderung manipulatif, narsisistik, dan punya kesadaran diri yang rendah. Seorang narsisis akan menganggap sekitarnya lebih tak berharga darinya dan tidak merasa bersalah ketika berlaku tidak baik kepada orang lain.

Pelanggaran privasi berkaitan dengan minimnya rasa empati dan apresiasi kepada orang lain. Sering kali, karena merasa punya ikatan darah, sehingga seseorang merasa sah-sah saja menguak sebanyak-banyaknya informasi terkait orang lain. Padahal, selain menjadi makhluk sosial, manusia juga merupakan individu yang membutuhkan ruang pribadi yang tidak terjamah pihak luar.

Fenomena mengurusi hal pribadi orang lain juga tumbuh subur di arena digital. Sedikit banyak, kehadiran teknologi baru ini membentuk pola perilaku orang. Media sosial adalah ruang di mana batasan antara privat dan publik menjadi kabur. Hal-hal privat yang disebarkan di internet telah kehilangan makna personalnya yang penuh.

Faktor lain yang mendorong orang mengurusi hal pribadi orang lain adalah konformitas. Ketika ia berada di lingkungan yang pemikirannya sejalan, aksi mencampuri atau menghakimi kehidupan personal orang lain seolah mendapat sokongan amunisi secara psikologis. Tidak peduli orang lain yang dihakimi itu datang dari latar belakang seperti apa, meyakini nilai-nilai apa.   

Copyright © 2011 - 2023 | isme1989