Teori Konspirasi

Menurut penelitian, teori konspirasi akan lebih mudah dipercayai tergantung pada tingkat pendidikan dan pendapatan seseorang. Orang-orang yang tidak memiliki pendidikan setaraf SMA 42% mempercayai setidaknya satu teori konspirasi di kehidupan mereka. Angka ini kemudian turun pada mereka yang mengenyam bangku perkuliahan hingga 23% jika dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan di bawah SMA. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 menemukan bahwa mereka yang berpendapatan rumah tangga rendah lebih cenderung mempercayai teori konspirasi dari pada mereka yang berpendapatan tinggi.

Teori konspirasi juga semakin mudah dipercayai karena adanya pengaruh kelompok dan teman sebaya. Manusia adalah makhluk sosial yang kerap kali mengutamakan pengakuan dibanding kebenaran. Saat suatu kelompok dan teman sebaya memiliki kepercayaan A, maka mereka yang membutuhkan pengakuan kemudian mengikuti kepercayaan tersebut untuk dapat diakui sebagai anggota kelompok.

Jika kamu penasaran ingin membuktikan efek sosial dari suatu kelompok, kamu bisa mencoba percobaan yang dilakukan pada 1961 oleh seorang Psikolog dari Amerika bernama Stanley Milgram. Percobaan ini dinamakan ‘eksperimen ujung jalan,’ kamu bisa mencobanya dengan berhenti di pinggir jalan yang dilewati banyak orang, lalu menatap langit selama 60 detik. Kemungkinan akan ada beberapa orang yang ikut berhenti dan memperhatikan apa yang kamu lihat. Stanley Milgram melakukan eksperimen ini dan mendapati 4% orang mengikutinya. Cobalah lakukan eksperimen ini bersama 15 orang teman kamu, maka kamu akan mendapati setidak 40% orang berhenti dan ikut melihat apa yang kamu dan teman-teman lihat.

Sama halnya dengan prinsip gagasan dan pandangan sehari-hari, bahwa semakin banyak yang percaya maka semakin mudah untuk mempengaruhi yang lain dan diterima sebagai kebenaran. Karena itulah kebenaran di dalam suatu kelompok sosial digunakan sebagai cara pandangan oleh orang di dalam kelompok sosial tersebut.

Copyright © 2011 - 2023 | isme1989